Archive for Maret, 2009

Terbanglah ke tempat yang tinggi

Tak ada yang tidak berubah dalam hidup ini. Tak ada kondisi yang tetap. Bumi ini berputar, alam bergerak, manusia, hewan, dan tumbuhan semuanya hidup. Perubahan merupakan sunnatullah yang tidak akan pernah berubah. Keadaan suatu bangsa juga pasti mengalami perubahan. Peta kejayaan dan kekalahan suatu umat pasti bergilir, seperti silih bergantinya malam, seperti perputaran roda. Itulah siklus perubahan yang tunduk pada sunatullah.

Apa rahasia di balik sunnatullah tersebut? Al-Qur’an mengajarkan, bahwa semua itu agar kita tidak jatuh dalam kubang kekecewaan dan keputusasaan. Supaya kita tidak terjerembab dan terlibas arus yang tak menentu dalam berjuang menegakkan kebenaran dan menjalani kenyataan hidup.

Saudaraku,
Saat ini adalah masa-masa genting. Rentang waktu yang banyak membuat kita resah, sedih, prihatin dan gelisah. Resah akan ketidakberdayaan dunia dan umat Islam di hadapan kepongahan orang-orang yang pongah. Kesedihan dan keprihatinan karena ketidakmampuan dunia dan umat Islam menghadapi kezaliman orang-orang yang zalim.

Benar, tak ada yang tak berubah dalam hidup ini. Tapi yang lebih penting kita renungi sekarang adalah petunjuk Allah, bahwa perubahan itu tidak berdiri sendiri. Perubahan nasib dan keadaan bukan hadiah. “Allah tidak mengubah kondisi atau nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah keadaannya,” begitu firman Allah swt.

Saudaraku,
Ada dua unsur terpenting dari perubahan menurut Al-Bukhturi: Hati yang berkilau dan semangat yang bergelora. Ia menyebutnya dalam ungkapan, “nafsun tadhiwa himmah tatawaqqad” (Diwan al Bukhturi 1/269). Hati yang berkilau adalah kiasan dari niat yang bersih dari beban noda dan kotoran. Niat yang bersih dari hawa nafsu, ambisi dan kepentingan pribadi, apapun bentuknya. Itulah yang menjadi prinsip dan pegangan Umar bin Abdul Aziz -khalifatul mu’minin yang dijuluki khulafa ur rasyidin kelima. Hisyam bin Abdul Malik menggambarkan hal itu dalam ungkapannya, “Aku tak mendapati Umar melangkah, satu langkah sekalipun, kecuali Umar telah meneguhkan niatnya.” (Sirah Umar, Ibnu Abdil Hakam, 30/29)

Kuat dan lurusnya niat Umar lah yang menjadikannya berhasil dalam waktu lebih sedikit dari dua tahun, melakukan perbaikan besar yang menyeluruh ke semua wilayah Islam. Umar bin Abdul Aziz, khalifah yang amat kita rindu dan dambakan itu, memang pernah mengatakan niat dan tekadnya saat ia menggantikan posisi khalifah yang sebelumnya dipegang oleh Sulaiman bin Abdul Malik. Ketika itu Umar mengatakan, “Aku akan duduk di sebuah tempat yang tak kuberikan sedikitpun tempat untuk syaitan.” (Sirah Umar, Ibnu Abdil Hakam). Itulah niat dan tekad Umar. Bersih, tulus dan kokoh. Itulah jiwa yang berkilau.

Saudaraku,
Niat yang bersih juga menjadi indikator prestasi dan kualitas amal yang dilakukan pemiliknya. Abdullah bin Mubarak menyebutkan “Berapa banyak amal yang kecil tapi dibesarkan oleh niat, berapa banyak amal yang banyak namun dikecilkan karena niat….” Juga ungkapan tokoh Tabi’in Mutharrif bin Jalil Abdullah, “Baiknya amal tergantung baiknya hati. Baiknya hati tergantung dengan baiknya niat. Siapa yang niatnya baik maka ia akan baik, dan siapa yang niatnya bercampur dan kotor, maka ia menjadi kotor dan bercampur.”

Mari bersama, tanamkan keyakinan bahwa niat dan kebersihan hati ini harusnya kita letakkan pada tempat paling tinggi yang paling kita perhatikan. Jangan sampai, berbagai aktivitas lain menjadikan kita lupa dari memelihara niat dan kesucian hati. Inilah yang disinggung oleh Mushthofa Shadiq ar Rafi’i, “Kesalahan terbesar adalah bila engkau berusaha meluruskan dan membenahi kehidupan yang ada di sekitarmu, tapi engkau meninggalkan kekacauan dalam hatimu.” (Wahyul Qalam, 2/44)

Saudaraku,
Syarat perubahan yang kedua, adalah himmah tatawaqqadu, semangat yang tinggi. Niat yang bersih akan menjadi kekuatan dahsyat bila bersanding dengan ketinggian dan kekuatan semangat. Menurut Ibnul Qoyyim, hati itu seperti burung, bila terbang meninggi maka ia akan jauh dari bahaya, tapi bila ia semakin dekat ke bumi, ia semakin terancam oleh bahaya,” (Al-Jawabul Kafi, 80, Ibnul Qoyyim).

Kekuatan burung untuk terbang lebih tinggi harus didukung dengan kekuatan niat dan semangat. Korelasinya begini, setiap kali jiwa seseorang meninggi semangatnya maka hati pun akan bersih dari berbagai kontaminasi dan selalu sibuk dengan urusan yang besar. Sekaligus semangat itu pula yang akan menjadikan hati terpelihara dari penyakit dan panah syaithan.

Saudaraku,
Semangat dan obsesi yang tinggi ini yang menjadikan seorang salafussalih di hadapan murid-muridnya mengatakan, “Demi Allah aku tidak menyukai kehidupan dunia untuk mencari uang atau untuk berdagang, tapi untuk dzikir kepada Allah dan membacakan kepada kalian hadits Rasulullah.” (Tarikh Baghdad, 1/352). Ini pula yang menjadikan Hasan Al Banna mendefinisikan pejuang Islam adalah orang yang “Memberikan seluruh hartanya, seluruh darahnya, seluruh jiwanya, di jalan akidahnya yang ia yakini kebenarannya dan ia lakukan hidup untuknya.” (Mudazkkiratu dakwah wa da’iyah, 233).

Saudaraku,
Tak ada jiwa yang tak disibukkan dengan perkara besar, kecuali ia akan disibukkan oleh perkara kecil. Tak ada jiwa yang tidak disibukkan dengan kebaikan, kecuali ia pasti disibukkan dengan keburukan. “Jiwa itu selalu cenderung pada yang enak dan santai. Tidak berselera kepada sesuatu yang tidak disukai dan berat. Maka angkatlah jiwamu sejauh engkau bisa mengangkatnya ke tempat yang tinggi,” begitu pesan Muhammad Ahmad Rasyid dalam ar-Raqaiq.

kota-duri-dari-langit

Begitulah indah dan idealnya kekuatan iman. Tapi ingat, semangat yang tinggi, mempersembahkan hidup untuk urusan urusan besar, berjuang untuk kepentingan akhirat, bukan berarti tak menapakkan kaki di bumi. Bukan berarti menolak segala kebutuhan sarana dan prasarana hidup. Sebab justru bekal ketinggian semangat untuk mengarungi perjuangan panjang, harus juga ditopang dengan perbekalan hidup yang cukup.

Saudaraku,
Jiwa ini perlu tantangan dan perlu benturan. Dalam suasana ada tantangan dan benturan yang memunculkan mujahadah atau upaya keraslah akan muncul kualitas iman yang baik. Sayyid Quthb, pejuang da’wah Islam yang syahid di tiang gantung mengerti sekali tentang hal ini. Katanya, “Hakikat iman tidak akan terbukti kesempurnaannya dalam hati seseorang sampai ia menghadapi benturan dengan upaya orang lain -yang berlawanan dengan imannya. Karena di sinilah, seseorang akan melakukan mujahadah sebagaimana orang lain melakukan mujahadah kepadanya untuk menghalanginya dari keimanan. Di sinilah cakrawala iman akan tersingkap dan terbuka. Keterbukaan yang tidak pernah terjadi pada jiwa orang yang merasakan iman secara datar. (Sayyid Quthb, Haadza diin, 10). Wallahu’alam

Maret 14, 2009 at 2:43 pm Tinggalkan komentar

Caleg PKS Mandau Untuk Bengkalis

“Cantik selendang putri melayu

menata bunga di atas nampan

kalau ingin Bengkalis maju

pilih saja no delapan”

  1. Khusaini
  2. Drs. H. Edi Mustika
  3. Yulmi Safdi, S.Pd
  4. Hj. Mira Roza
  5. Drs. H. Arman Bahar
  6. Melzawati, S.Pd
  7. dr. H. Fidel Fuadi Dt.Majo Basa
  8. Sri Purwanti, A.Ma
  9. Drs. Syarief Emami
  10. Afdal Dinil Haq, S.PdI
  11. Siswanto
  12. Drs. H. Zulkarnain Panjaitan
  13. Dra. Hj.Wita Hendardijati, PSi
  14. Sanusi
  15. Rasdi

caleg

Maret 13, 2009 at 7:35 pm 1 komentar

Ustadz. Mahdinur untuk DPRD Riau

Ustadz Mahdinur adalah salah satu caleg yang di usung PKS untuk pemilihan Bengkalis dan Dumai. Sebelumnya beliau mengemban amanah di DPRD Bengkalis.

Ustadz Mahdi, begitu orang-orang sering memanggil beliau. Beliau sering turun langsung ke masyarakat untuk memberikan karya nyata bagi rakyat.

Saya teringat ketika masih SMA, beliau pernah diminta untuk mengisi di acara pengajian di sekolah kami, waktu itu tema nya perang pemikiran. Beliau sangat baik menyampaikan materi tersebut.

kemudian dalam sebuah acara yang diadakan PKS, ustadz mahdi tidak sungkan-sungkan untuk bergabung bersama masyarakat biasa. adalah pemandangan yang sangat jarang bagi anggota DPRD yang lain.

Maret 12, 2009 at 2:12 pm Tinggalkan komentar

Satu tips bagi yang mau kerja di PT.CPI

Walaupun saya bukan pegawai PT. CPI, tapi saya mau share kepada teman-teman semua tentang apa yang saya alami.

Alhamdulillah hari ini saya punya kesempatan untuk ikut bersama Field Operator PT. CPI untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang di suatu tempat yang nama nya COB, saya gak tau apa kepanjanganya tuh…:-)

Dalam perjalanan saya berhasil “menggali” ilmu dari FO tersebut. Bagaimana beliau bisa bekerja di PT. CPI? Ini dia tips bagi teman-teman yang mau menjadi pegawai CPI salah satunya; yakni aktif lah dalam LSM.

Ia mengatakan bahwa IPK nya hanya 2,7…sekian, jurusan teknik mesin. Tapi yang membantunya adalah karena semasa gempa di jogja, ia aktif disebuah LSM di bidang konstruksi.

Akhirnya, saya mau mengatakan bahwa setelah ikhtiar kita lakukan maka mintalah kepada yang maha pemberi yakni Allah Swt.

Maret 12, 2009 at 2:00 pm Tinggalkan komentar

Miss Undesrstanding!!!!

Saya terkejut ketika, seorang teman melayangkan protes nya kepada saya via SMS. Ia mengungkapakan ketidak senangan nya kepada saya. Dengan tegas.

Tapi, saya pun mencoba untuk bersabar dengan protes teman saya itu. Karena saya juga tidak merasa bersalah dengan apa yang saya katakan.

Alhamdulillah setelah saya jelaskan akhirnya teman saya itu mengerti bahwa ia salah paham.

Maret 11, 2009 at 2:28 pm Tinggalkan komentar

Surat Untuk Calon Istriku

Assalammu’alaikum Wr. Wb….

Apa kabar calon istriku? Hope u well and do take care… Allah selalu bersama kita.

Calon Istriku…

Masihkah menungguku…? Hm… menunggu, menanti atau whateverlah yang sejenis dengan itu kata orang membosankan. Benarkah?! Menunggu… hanya sedikit orang yang menganggapnya sebagai hal yang ‘istimewa’. Dan bagiku, menunggu adalah hal istimewa. Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari menunggu. Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat.

Menunggu bisa juga dimanfaatkan untuk mengagungkan-Nya, melihat fenomena kehidupan di sekitar tempat menunggu, atau sekadar merenungi kembali hal yang telah terlewati. Eits, bukan berarti melamun sampai angong alias ngayal dengan pikiran kosong. Karena itu justru berbahaya, bisa mengundang makhluk dari ‘dunia lain’ masuk ke jiwa.

Banyak hal lain yang bisa kau lakukan saat menunggu. Percayalah bahwa tak selamanya sendiri itu perih. Ngejomblo itu nikmat, jenderal!

Bahwa di masa penantian, kita sebenarnya bisa lebih produktif. Mumpung waktu kita masih banyak luang. Belum tersita dengan kehidupan rumah tangga. Jadi waktu kita untuk mencerahkan ummat lebih banyak. Karena permasalahan ummat saat ini pun makin banyak.

Karenanya wahai bidadari dunia…
Maklumilah bila sampai saat ini aku belum datang. Bukan ku tak ingin, bukan ku tak mau, bukan ku menunda. Tapi persoalan yang mendera bangsa ini kian banyak dan kian rumit. Begitu banyak anak tak berdosa yang harus menderita karena busung lapar, kurang gizi, lumpuh layuh hingga muntaber. Belum lagi satu per satu kasus korupsi tingkat tinggi yang membuktikan bahwa negeri ini ‘sarang tikus’.

Ditambah lagi bencana demi bencana yang melanda negeri ini. Meski saat ini hidup untuk diri sendiri pun rasanya masih sulit. Namun seperti seorang ustadz pernah mengatakan bahwa hidup untuk orang lain adalah sebuah kemuliaan. Memberi di saat kita sedang sangat kesusahan adalah pemberian terbaik. Bahwa kita belumlah hidup jika kita hanya hidup untuk diri sendiri.

Calon Istriku…
Di mana pun engkau sekarang, janganlah gundah, janganlah gelisah. Telah kubaca tulisanmu dan aku mengerti. Betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku di dalam hari-harimu.

Percayalah padaku aku pun rindu akan hadirmu. Aku akan datang, tapi mungkin tidak sekarang. Karena jalan ini masih panjang. Banyak hal yang menghadang. Hatiku pun melagu dalam nada angan. Seolah sedetik tiada tersisakan. Resah hati tak mampu kuhindarkan. Tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan. Karang asaku tiada ‘kan terkikis dari panjang jalan perjuangan hanya karena sebuah kegelisahan. Lebih baik mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan. Keputusan besar untuk datang kepadamu.

Calon Istriku…
Jangan menangis, jangan bersedih, hapus keraguan di dalam hatimu. Percayalah padaNYA, Yang Maha Pemberi Cinta, bahwa ini hanya likuan hidup yang pasti berakhir. Yakinlah saat itu pasti ‘kan tiba.

Tak usah kau risau karena makin memudarnya kecantikanmu. Karena kecantikan hati dan iman yang dicari. Tak usah kau resah karena makin hilangnya aura keindahan luarmu. Karena aura keimananlah yang utama. Itulah auramu yang memancarkan cahaya syurga. Merasuk dan menembus relung jiwa.

Wahai perhiasan terindah…
Hidupmu jangan kau pertaruhkan. Hanya karena kau lelah menunggu. Apalagi hanya demi sebuah pernikahan. Karena pernikahan tak dibangun dalam sesaat, tapi ia bisa hancur dalam sedetik. Seperti Kota Iraq yang dibangun berpuluh tahun, tapi bisa hancur dalam waktu sekian hari.

Jangan pernah merasa, hidup ini tak adil. Kita tak akan pernah bisa mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup. Pasrahkan inginmu sedalam kalbu pada tahajjud malammu. Bariskan harapmu sepenuh rindumu pada istikharah di shalat malammu. Pulanglah padaNYA, ke dalam pelukanNYA. Jika memang kau tak sempat bertemu diriku, sungguh itu karena dirimu begitu mulia, begitu suci. Dan kau terpilih menjadi ainul mardhiyah di jannahNYA.

Calon Istriku…
Skenario Allah adalah skenario terbaik. Dan itu pula yang telah Ia skenariokan untuk kita. Karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang merenda hari esok seperti yang kita harapkan nantinya. Untuk membangun kembali peradaban ideal seperti cita kita.

Calon istriku…
Ku tahu kau merinduiku, bersabarlah saat indah ‘kan menjelang jua. Saat kita akan disatukan dalam ikatan indah pernikahan. Apa kabarkah kau disana? Lelahkah kau menungguku berkelana, lelahkah menungguku kau disana? Bisa bertahankah kau disana, tetap bertahanlah kau disana. Aku akan segera datang, sambutlah dengan senyum manismu. Bila waktu itu telah tiba, kenakanlah mahkota itu, kenakanlah gaun indah itu. Masih banyak yang harus kucari, ‘tuk bahagiakan hidup kita nanti…

Calon istriku…
Malam ini terasa panjang dengan air mata yang mengalir. Hatiku terasa kelu dengan derita yang mendera, kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang. Cinta membuat hati terasa terpotong-potong. Jika di sana ada bintang yang menghilang, mataku berpendar mencari bintang yang datang. Bila memang kau pilihkan aku tunggu sampai aku datang.

Ku awali hariku dengan tasbih, tahmid dan shalawat. Dan mendo’akanmu agar kau selalu sehat, bahagia, dan mendapat yang terbaik dari-Nya. Aku tak pernah berharap kau ‘kan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini. Hanya dengan rasa rinduku padamu, kupertahankan hidup. Maka hanya dengan mengikuti jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini. Mungkin kau tak pernah sadar betapa mudahnya kau ‘tuk dikagumi. Akulah orang yang ‘kan selalu mengagumi, mengawasimu, menjagamu dan mencintaimu.

Calon Istriku…
Saat ini ku hanya bisa mengagumimu, hanya bisa merindukanmu. Dan tetaplah berharap, terus berharap. Berharap aku ‘kan segera datang. Jangan pernah berhenti berharap. Karena harapan-harapanlah yang membuat kita tetap hidup.

Bila kau jadi istriku kelak, jangan pernah berhenti memilikiku dan mencintaiku hingga ujung waktu. Tunjukkan padaku kau ‘kan selalu mencintaiku. Hanya engkau yang aku harap. Telah lama kuharap hadirmu di sini. Meski sulit harus kudapatkan. Jika tidak kudapat di dunia, ‘kan kukejar sang ainul mardhiyah yang menanti di syurga.

Ku akui cintaku tak hanya hinggap di satu tempat, aku takut mungkin diriku terlalu liar bagimu. Namun sejujurnya, semua itu hanyalah persinggahan egoku, pelarian perasaanku dan sikapmu telah meluluhkan jiwaku. Waktu pun terus berlalu dan aku kian mengerti apa yang akan ku hadapi dan apa yang harus kucari dalam hidup.

Kurangkai sebuah tulisan sederhana ini untuk dirimu yang selalu bijaksana. Aku goreskan syair sederhana ini, untuk dirimu yang selalu mempesona. Memahamiku dan mencintaiku apa adanya. Semoga Allah kekalkan nikmat ini bagiku. Semoga…

Kau terindah di antara bunga yang pernah aku miliki dahulu
Kau teranggun di antara dewi yang pernah aku temui dahulu
Kau berikan tanda penuh arti yang tak bisa aku mengerti
Kau bentangkan jalan penuh duri yang tak bisa aku lewati
Begitu indah kau tercipta bagi Adam
Begitu anggun kau terlahir sebagai Hawa
Kau terindah yang pernah kukagumi meski tak bisa aku miliki
Kau teranggun yang pernah kutemui meski tak bisa aku miliki
……

Ya Allah… ringankanlah, kerinduan yang mendera. Kupanjatkan sepotong doa setiap waktu, karena keinginan yang menyeruak di dalam diriku.
Ya Allah… ampuni segala kesilafan hamba yang hina ini ringankan langkah kami. Beri kami kekuatan dan kemampuan tuk melengkapkan setengah dien ini, mengikuti sunnah RasulMu jangan biarkan hati-hati kami terus berkelana tak perpenghujung yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan yang telah Engkau berikan.

Wassalamu’alaikum.

Maret 10, 2009 at 5:20 am 1 komentar


Blog Stats

  • 20.355 hits

Klik tertinggi

  • Tidak ada

demi masa

Maret 2009
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
3031